Thursday, 24 January 2013

Tugas : Pemuda dan Sosialisasi

TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 500 lebih pemuda berprestasi menghadiri acara Kongres Kebudayaan Pemuda Indonesia (KPPI) tema "Indonesia Aku Bangga" di Flores Room, Hotel Borobudur, pada 6 November 2012.

Dalam kongres yang dibuka Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh ini, Cholil Mahmud, personelband indie Efek Rumah Kaca, menjadi salah seorang pemuda berprestasi.

Selain itu, ada Nancy Margried Panjaitan yang menciptakan motif batik dari peranti lunak komputer. Karyanya diberi nama Batik Fractal. Fractal salah satu cabang ilmu matematika, yang berfokus pada pengulangan, dimensi, literasi, dan pecahan. Bersama dua temannya, Yun Hariadi dan Muhamad Lukman, mereka meriset 300 motif batik Indonesia. Mereka juga dibantu programmer peranti lunak, JBatik.

Pada 2007, hasil riset mereka, "Batik Fractal, from Traditional Art to Modern Complexity”, lolos seleksi presentasi ajang Committee of 10th Generative Art International Conference in Politecnico, Milan, Italia.

Pada 2009, Batik Fractal dibuat bisnis dengan nama usaha Piksel Indonesia. Lewat Batik Fractal, Nancy juga pernah meraih Indonesia Information Communication Technology (ICT) Award 2008, Asia Pacific ICT Award 2008, dan Award of Excellence 2008 dari UNESCO.

Cicilia Maharani dari Yogyakarta, perempuan yang peduli pemuda, pada 2011 menerima International Spotlight Award dari The National Arts and Humanities Youth Program Award di Gedung Putih, Amerika Serikat. Direktur Yayasan Kampung Halaman ini memberi inspirasi anak muda untuk menceritakan kisah mereka sendiri melalui seni dan media.

Adhyatmika, 21 tahun, asal Jakarta, memenangkan kompetisi tahunan Democracy Video Challenge (DVC) 2010 di Amerika Serikat. Lewat film berjudul Democracy is yet to Learn (Masih Belajar Demokrasi), berdurasi 2 menit 10 detik, ia mengalahkan 700 kontestan lain dalam kompetisi video pendek tentang demokrasi, yang diadakan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat. Film itu diputar di forum PBB dan disaksikan puluhan duta besar dan perwakilan khusus negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Juga ada Maria Magdalena, yang meneliti etnis Lio di Ende, Flores, NTT, yang menjadi pembicara di berbagai forum linguistik nasional dan internasional (Belanda, Australia); M. Alif Fauzi, pencipta situs u-antri.com; empat mahasiswa ITS Surabaya yang mengembangkan gamelan totoel(alat musik yang berkembang di Jawa, Madura, Bali, dan Lombok) sehingga aplikasinya bisa dimainkan melalui telepon pintar Android; serta anak-anak SMKN 4 Bandung dengan karya animasi yang dilirik Malaysia dan Jepang.

Acara yang digelar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini berlangsung dari 6 November sampai 9 November 2012. Ketua KPPI Marcella Zalianty mengatakan, peserta terjaring adalah pemuda pilihan dan berprestasi di berbagai bidang. ”Mereka akan berbagi gagasan dan pemikiran karya kreatif tentang pembangunan kebudayaan,” katanya.

Hari ini, acara bertemakan "Nasionalisme Kebangsaan, Karakter dan Multikultur, serta Kreativitas Ekspresi Budaya", menghadirkan moderator, salah satunya, budayawan Radhar Panca Dahana.

Untuk menginspirasi pemuda-pemuda Indonesia, KKPI mengagendakan program nonton bareng film inspiratif, yakni Lewat Djam Malam, premier film Atambua 39 0C ,dan film Batas, yang didahului dengan diskusi dengan pembuat film. 



Menurut saya, pemuda-pemuda yang berprestasi ini tidak lepas dari sosialisasi dengan orang lain yang seminat dengan pemuda-pemuda tersebut. Pada saat proses, mereka saling memberi pendapat masing-masing sehingga terjalin komunikasi yang baik diantara mereka. Karena koordinasi yang baik tersebut, pemuda-pemuda itu layak diberi label "berprestasi". Dan pada akhirnya, pemuda-pemuda itu juga pasti mendapat penghargaan atas apa yang mereka lakukan.


Koordinasi yang baik juga tidak lepas dari para pembimbing yang mengarahkan mereka untuk menjadi lebih baik. Di sinilah letak sosialisasi yang dilakukan pemuda-pemuda itu untuk menuju kesuksesan yang mereka inginkan.

Sumber : Tempo.co

0 comments:

Post a Comment