TEMPO.CO, Boston - Tsarnaev bersaudara, Tamerlan, 26 tahun, dan Dzhokhar, 19 tahun, mengalami tekanan beberapa hari sebelum mereka memutuskan melakukan pengeboman di dekat garis finis acara Boston Marathon, Senin lalu waktu setempat. Dari penyelidikan ada sedikit sisik melik yang bisa dikatakan mulai mengarah dan menjelaskan mengapa mereka memutuskan untuk mengebom warga tidak bersalah di acara Boston Marathon dan kemudian terlibat baku tembak dengan polisi dua hari setelah pengeboman.
Sebuah gambar muncul Sabtu pagi, yang menunjukkan Tamerlan mempengaruhi Dzhokhar, yang sedang bermasalah dengan pihak berwajib. Tamerlan dikabarkan ingin bergabung dengan pengikut Islam radikal--dalam penyelidikan dirinya masuk jaringan online konspirasi 9/11. Tamerlan mempunyai tipikal mudah marah dan berpotensi melakukan kekerasan. "Aku digunakan untuk memperingatkan Dzhokhar bahwa Tamerlan bukan orang baik," kata Zaur Tsarnaev, sepupu tersangka, kepada Boston Globe.
Di YouTube, Tamerlan juga memiliki serangkaian video yang didedikasikan untuk konspirasi 9/11. "(Dzhokhar) hanya korban dari kakaknya. Dia, tapi dia telah dimanfaatkan kakaknya," kata paman Ruslan Tsarni dalam acara Today. "Tamerlan mungkin mencuci "otak" Dzhokhar kepada pandangan radikal, yang memelintir ajaran dalam Al-Quran."
Laporan wartawan The Los Angeles Times menyatakan bahwa Tamerlan diusir dari sebuah masjid tiga bulan lalu setelah berteriak bahwa Martin Luther King Jr tidak harus dipuji karena dia bukan muslim. Sebelumnya, imam masjid tersebut menunjuk tokoh hak-hak sipil itu sebagai contoh yang layak ditiru.
Dari semua itu, Tamerlan baru-baru ini kesulitan memperpanjang kewarganegaraan Amerika. Dari laporan wartawan The New York Times, hasil dari investigasi FBI dan wawancara kepada Tamerlan, aplikasi untuk kewarganegaraan Amerika beberapa bulan yang lalu belum diluluskan. Selanjutnya, Departemen Keamanan Dalam Negeri memutuskan untuk menunda mengabulkan permintaannya sementara waktu. Sedangkan Dzhokhar sudah diberi kewarganegaraan Amerika pada 2012.
Dari Rusia, ada kecurigaan bahwa Tamerlan memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok radikal di Chechnya. Pemerintah Rusia percaya bahwa ia pengikut Islam radikal. Namun, FBI tidak menemukan petunjuk itu. Mereka memeriksa aktivitas online pada saat itu dan mewawancarai anggota keluarga Tamerlan, sebelum menyimpulkan dia tidak memiliki hubungan dengan organisasi terorisme, baik domestik maupun asing.
OPINI:
Berita tentang bom yang meledak di Boston, AS telah menggemparkan dunia akhir-akhir ini. Pandangan hidup pelaku yang menyatakan ia berjihad di jalan Islam adalah salah. Saya sebagai seorang muslim tahu betul bahwa agama Islam tidak mengajarkan dengan cara kekerasan.
Pelaku yang menurut berita diatas dicuci otaknya oleh pelaku lain sungguh amat disayangkan. Pengikut Islam radikal yang disebutkan diatas meruapak salah satu organisasi yang hanya mementingkan organisasi tersebut di luar jalur yang diajarkan agama Islam. Hal tersebut akan berdampak cukup buruk, akan muncul pandangan dari masyarakat di dunia bahwa agama Islam adalah agama yang gemar menghancurkan atau bahkan bisa disebut agama teroris.
Monday, 6 May 2013
Manusia dan Pandangan Hidup
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment